Makalah Psikologi Pendidikan: PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN MANUSIA
MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. AMINAH
2. AMELIA ANGRAINI
3. ANGGA HARDIANTO
4. AZKA ANDI PUTRA
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
(STAIN) KERINCI
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang
terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi tentang
perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan
untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan dan
pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia
telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari
berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan.
Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia
itu sendiri. Nah, dalam hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai
perkembangan dan pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan.
Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa / pendidik untuk membantu membimbing
pertumbuhan dan perkembangan anak kearah kedewasaan.
Definisi pendidikan diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik baik
orang tua maupun guru memahami benar hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak
agar dapat membimbing atau mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang
diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai perubahan-perubahan yang bersifat Kuantitatif yang menyangkut aspek
fisik jasmaniah.seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan
struktur organ fisik,sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan
semakin tinggi pula badan nya.
Perkembangan secara khusus
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat Kualitatif dan Kuantitatif
yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia. Seperti misal nya
perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan,kemampuan,sifat
sosial,moral,keyakinan agama,kecerdasan dan sebagainya,sehingga dengan
perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan
kemampuan nya juga semakin baik sifat sosial,moral,keyakinan agam dan
sebagainya.[1]
perkembangan
secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental – psikologis manusia,
”seperti halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek pengatahuan,
kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya,
sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak
pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan
agama dan sebagainya.
B.
Tahap – tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia.
Tahap perkembangan manusia :
1.
Masa sebelum lahir (PRANATAL) selama
280 hari.
Masa Pranatal
ini berlangsung dari sejak terjadinya konsepsi sampai bayi lahir kira-kira
lamanya 9 bulan 10 hari atau 280 hari.
Masa periode
ini terbagi kepada 3 periode,yaitu :
a.
Periode telur.
Berlangsung
sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
b.
Periode embrio.
Dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
c.
Periode janin.
Dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
Ada 6 ciri-ciri
kondisi Pranatal yang penting,yaitu :
-pada masa ini potensi sifat-sifat bawaan dan jenis kelamin setiap
individu ditentukan.
-pada masa ini
kondisi si ibu sangat menetukan pola pertumbuhan Pranatal.
-secara Prporsional pertumbuhan pada fase ini lebih besar dan lebih
luas dari fase-fase lain nya.
-pada saat orang-orang yang berarrti dalam keluarga dapat membentuk
sikap kepada si janin.
-pada masa ini terdapat banyak bahaya fisik maupun psikologis.
2.
Masa
bayi baru lahir (NEW BORN) 0-2 minggu
Masa ini
dimulai sejak lahir sampai bayi berumur kira-kira 15 hari. Masa ini merupakan
fase pemberhentian,artinya masa tidak terjadi pertumbuhan atau perkembangan.
Masa ini juga dikenal dengan masa “resting age” yaitu masa istirahat,
guna menyesuaikan diri dengan keadaan baru didunia ini.
Periode ini
dibagi menjadi 2 tahap,yaitu : Pertama disebut periode parunate
yaitu sejak janin baru keluar dari Rahim sampai tali pusar dipotong. Kedua disebut
peride neonate sampai sekitar akhir minggu kedua setelah kelahiran.
Ciri –ciri yang
penting pada masa ini adalah :
a.
Periode ini merupakan fase
perkembangan yang tersingkat dari seluruh periode perkembangan manusia.
b.
Periode ini merupakan saat
penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup janin.
c.
Periode ini ditandai dengan
terhentinya perkembangan.
d.
Diakhir periode ini bila si bayi
selamat maka merupakan awal perkembangan lebih lanjut.
3.
Masa bayi (BABYHOOD) 2 Minggu-2
tahun.
Masa ini berlangsung dari umur 2 minggu-2 tahun.
Ciri-ciri masa ini adalah :
a.
Masa bayi merupakan masa dasar yaitu
masa pembentukan dasar-dasar kehidupan yang sesungguhnya,karena pada saat ini
banyak pola prilaku,sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.
b.
Bayi berkembang pesat baik fisik
maupun psikologisnya sehingga penampilan dan kemampuan nya pada masa ini
mengalami banyak perubahan.
c.
Masa bayi selain meningkatnya
individualitas,juga merupakan masa pemrmulaan sosialisasi.
d.
Masa bayi adalah masa permulaan
penggolongan seks atau jenis kelamin.
e.
Masa bayi adalah masa yang menarik
sehingga semua orang suka kepada bayi.
f.
Masa bayi adalah permulaan masa
kreatifitas,pada bulan-bulan pertama bayi mulai belajar mengembangkan minat dan
sikap yang merupakan dasar bagi
kreatifitasnya kemudian,dan untuk penyesuaian diri nya dengan pola-pola yang
diletakkan orang lain atau orang tua.
4.
Masa kanak-kanak awal (EARLY
CHILDHOOD) 2-6 tahun.
Masa
kanak-kanak awal ini berlangsung dari umur 2-6 tahun. Masa ini sering disebut
usia sulit atau problematis, karena memellihara atau mendidik mereka sulit.
Masa ini juga disebut sebagai usia main karena sebagian besar hidup anak
dihabiskan untuk bermain.
Masa
kanak-kanak awal merupakan saat yang tepat untuk belajar mencapai berbagai
keterampilan. Karena anak senang mengulang-ngulang,hal ini penting artinya
dalam belajar keterampilan. Selain itu anak pada masa ini juga berani dan
senang mencoba hal-hal baru. Pada masa ini mereka juga belum banyak memiliki
leterampilan sehingga tidak ada gangguan untuk mendapatkan
keterampilan-keterampilan baru.
5.
Masa kanak-kanak akhir (LATER
CHILDHOOD) 6-12 Tahun
Masa
kanka-kanak akhir atau disebut juga masa anak sekolah ini berlangsung dari umur
6-12 tahun. Masa ini disebut orang tua dengan masa “tidak rapi”, masa
“bertengkar” dan masa “menyulitkan”
Pada masa keserasian
bersekolah ini anak=anak relatif lebih mudah untuk dididik disekolah dari masa
sebelum dan sesudahnya nanti. Mas ini dapad dibagi dalam 2 fase,yaitu :
a.
Masa kelas sekolah dasar umur 6 atau
7 ampai 9atau 10 tahun.
b.
Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar
umur kira-kira 9 atau 10 sampai 12 atau 13 tahun.
6.
Masa puber (PUBERTY)
Masa puber merupakan periode tumpang
tindih karena mencakup akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja,yaitu dari
umur 12 atau 13 sampai umur 16 atau 17.
Perubahan pada
masa puber mempengaruhi keadaan fisik,sikap dan prilakku. Karena kaibat
perubahan nya cenderung buruk, terutama sselama awal masa puber, maka masa
puber sering disebut “masa negatif”.
Pada masa puber ini,bahay fisik tampaknya lebih ringan dibandingkan
dengan bahaya Psikolohis. Bahaya psikologis yangb paling umum terjadi adalah
kecenderungan mengembangkan konsep diri yang kurang baik,berprestasi
rendah,tidak mau menerima perubahan jasmani atau peran seks yang memperoleh
dukungan sosial dan penyimpangan pematangan seksual.
7.
Masa remaja (ADOLESCENCE) 15-21
Tahun.
Pada masa remaja ini berlangsung dari umur 15-21 tahun atau
berlangsung saat individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang
menurut hukum.
Masa remaja ini dibagi 2 bagian yaitu :
a.
Masa remaja awal yang berlangsung
hingga 17 tahun.
b.
Masa remaja akhir yang berlangsung
hingga mencapai usia kematangan resmi secra hukum yaitu 21 tahun.
Masa remaja
merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam perubahan fisik nya
maupun perubahan sikap dan perilakunya.ada 4 perubahan yang bersifat Universal
selama masa remaja yaitu :
a.
Menigkatnya emosi.
b.
Perubahan fisik.
c.
Dengan berubahnya minat dan prilaku.
d.
Bersikap ambivalensi.
Di akhir masa
remaja, si remaja umumnya mengalami ambang dewasa, yaitu para remaja menjadi
gelisah untk meninggalkan tingkah laku remaja belasan tahun dan untuk
memberikan kesan bahwa dirinya telah hampir dewasa, merka berpakaian dan
bertindak seperti orang dewasa.
Ada 7 kategori
minat yang paling penting dari para remaja masa kini yaitu :
a.
Minat rekreasi.
b.
Minat pribadi dan sosial.
c.
Minat terhadap pekerjaan.
d.
Minat terhadap agama.
e.
Minat terhadap simbol status.
f.
Minat kepada pendidikan.
Selain
dari minat anak,fungsi keluarga sangat berperan diantaranya :
a.
Fungsi biologis.
b.
Fungsi ekonomis.
c.
Fungsi pendidikan.
d.
Fungsi sosialisasi.
e.
Fungsi perlindungan.
f.
Fungsi rekreatif.
g.
Fungsi agama.[2]
Ada 3 macam remaja yang tidak berminat kepada sekolah dan biasanya
membenci sekolah yaitu :
a.
Remaja yang orang tua nya memiliki
cita-cita tinggi yang tidak realistik yang terus menerus mendesak untuk
mencapai sasaran yang dikehendaki tanpa memperhatikan kondisi prestasi anaknya.
b.
Remaja yang kurang diterima oleh
teman-temannya sekelas yang merasa dirinya kurang mampu berprestasi dalam
berbagai kegiatan kurikuler.
c.
Remaja yang badan nya lebih besar
dari umurnya yang merasa tubuh nya jauh lebih besar dibandingkan dengan
teman-teman sekelasnya yang karena penampilannya yang lebih tua,sering kali
diharapkan berprestasi lebuh baik diatas kemampuannya
Ciri-ciri yang menunjukkan bahwa remaja kurang berminat pada
pendidikan disekolah yaitu :
a.
mereka menjadi siswa yang
prestasinya selalu rendah.
b.
Mereka bekerja/belajar dibawah
kemampuan nya disetiap mata pelajaran atau pada mata pelajaran tertentu yang
tidak disukainya.
c.
Mereka sering membolos atau berterus
terang meminta berhenti sekolah kepada orang tua nya. Ini sering terjadi pada
remaja yang badannya jauh lebih besar dari umurnya, sekolah bagi dirinya bukan
saja merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan tetapi juga pengalaman yang
merendahkan dirinya.[3]
8.
Masa dewasa awal-usia lanjut
(21-........)
Masa pematangan
diri dalam tahap ini,perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Orang mulai
dapat membedakan adanya 3 macam tujuan hidup pribadi,yaitu pemuasan
keiinginan pribadi,pemuasan keinginan kelompok,dan pemuasan keinginan
masyarakat. Semua ini akan direalisasi oleh individu dengan belajar
mengandalkan daya kehendaknya. Dengan kemmpuannya,orang melatih diri uuntuk
memilih keinginan yang akan direalisasi dalam tindakan nya. Realisasi setiap
keinginan ini menggunakan fungsi penalaran,sehingga orang dalam masa
perkembangan ini mulai mampu melakukan pengoreksian dan pengontrolan diri.
Dengan kemampuan ini manusia tumbuh
berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.[4]
1.
Aliran Nativisme.
Nativisme adalah suatu aliran yang secara ekstri menyatakan bahwa
perkembangan manusia itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor pembawaan atau
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para ahli yang berpendirian Nativis biasanya
mempertahankan kebenaran konsep ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan atau
kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya.[5]
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar
terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur
Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filosof natifisme
konon dijuluki sebagai aliran psimistis yang memandang segala sesuatu dengan
kaca mata hitam. karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan
manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan
tidak berpengaruh apa-apa.
Diantara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A.
Chomsky kelahiran 1928, seorang ahli linguistic yang sangat terkenal hingga
saat ini. Chomsky menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia
tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih
penting) oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang
dibawa sejak lahir.
Namun demikian, Chomsky tidak menafikan sama sekali peranan belajar
dan pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya, semua ini ada pengaruhnya,
tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar lagi bagi
perkembangan bahasa manusia (Bruno, 1987).
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya
dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa
manfaat bagi manusia. Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di
dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis. Tokoh aliran
ini adalah Schopenhaeur seorang filosof bangsa jerman.
Nativisme berasal dari
kata dasar natus = lahir, nativius = kelahiran, pembawaaan.
Kalau dipandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat dibenarkan:
sebab jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar, jadi pengaruh
lingkungan dan pendidikan dianggap tidak ada, maka konsekuensinya harus harus
kita tutup saja semua sekolah, sebab sekolah tidak mampu mengubah anak yang
membutuhkan pertolongan. Tidak perlu para ibu, guru, orang tua mendidik
anak-anak karena hal itu tidak aka nada gunanya, tak dapat memperbaiki keadaan
yang sudah tersedia (ada) menurut dasar. Akan tetapi hal yang demikian itu
justru bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata
sejak zaman dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda,
karena pendidikan itu adalah hal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan.
Jadi konsepsi nativisme itu tidak dapat dipertahankan dan tidak di pertanggung
jawabkan.
Dengan
demikian,faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini dikembangkan
seseorang. Dalam ilmu pendidikan ini dikenal sebagai ilmu pedagogik pesimisme,
yaitu pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan anak kearah kedewasaan
yang dikehendaki oleh pendidikan.
2.
Aliran
Empirisme.
Menurut teori ini lingkungan adalah yang menjadi penentu perkembangan
seseorang. Baik buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan
oleh lingkungan atau pendidikan. Jadi,teori ini menganggap bahwa faktor
pembawaan tidak berperan sama sekali dalam proses perkembangan manusia.[6]
bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi
eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat
dari dunia sekitarnya yang berupa pengetahuan. Pengetahuan ini berasal dari
alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program
pendidikan.
Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John
Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir
di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan
peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar
yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun
lingkungan sekitarnya tidak mendukung.[
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme
(empiricisim) dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini
adalah “The School of British Empircism” (aliran empirisme inggris). Namun,
aliran lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga
melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran
lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi
lingkungan) yang relatif masih baru (Rober, 1988).
Doktrin aliran empirisme yang amat mashyur adalah “tabula rasa”,
sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran
kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti
penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan
manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada
pengaruhnya.
Dalam hal ini para penganut empirisme (bukan empirisme) menganggap
setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya
kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung
pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk
mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang polisi. Karena ia
memiliki pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan pernah menjadi
pemusik, walaupun orang tuanya pemusik sejati.
Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman,
sedangkan kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di kesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil
meskipun lungkungan tidak terlalu mendukung.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan
oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak
kecil.
Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau
kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya.
Dengan demikian pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan
anak didik. Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan
disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini yaitu John Locke.
3.
Aliran
Konvergensi.
Sesuai dengan namanya,Konvergensi yaitu teori yang menjembatani
atau menengahi kedua teori atau paham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu
teori nativisme dan empirisme. Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya
perpaduan,maka berarti teori ini tidak memihak bahkan memadukan pengaruh kedua
unsur pembawaan maupun unsur lingkungan,kedua-duanya sama-sama merupakan faktor
yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan. Menurut teori ini baik unsur
pembawaan maupun unsur lingkungan kedua-duanya sama-sama merupakan faktor yang
dominan pengaruhnya bagi perkembangan seseorang.[7]
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren
(1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personalisme”, sebuah
pemikiran filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu
yang berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas
personalisme adalah “personologi” yang mengembangkan teori yang komprehensif
(luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Rober, 1988).
Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang
berhubungan dengan proses perkembangan diatas, penyusun pandangan bahwa factor
yang memengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya
terdiri atas dua macam:
a.
Faktor Intern yaitu factor yang ada
dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis
tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
b.
Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang
datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya
pendidikan) dan pengalaman berinteraksi sisw a tersebut dengan lingkungannya.
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939),
seorang ahli pndidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik
factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan
untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.
Teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat
kesatu titik). Jadi menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan
yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang
baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah
pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan
yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat
variasi pendapat tentang factor mana yang paling penting dalam menentukan
tumbuh-kembang itu. Dari sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan
berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran guru sebagai
fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes
objektif atau tes esai, perumusan tujuan pengajaran yang sangat behavioral,
penekanan pada peran teknologi pengajaran (The Teaching Machine, belajar
berprogram, dan lain-lain). dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia,
karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda
keturunannyayang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya.
diantara aliran-aliran pendidikan yang ada yaitu:
1.
Aliran Nativisme
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar
terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur
Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filosof natifisme konon
dijuluki sebagai aliran psimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca
mata hitam.
2.
Aliran Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. . Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris
bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni
anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih.
3.
Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren
(1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
B.
Kritik dan Saran
Dalam makalah
kami ini,Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna seperti apa yang
teman-teman harapkan. untuk itu, jika terdapat kesalahan atau kekeliruan baik
dalam pengetikan maupun dari presentasinya, penulis sangat mengaharap kritikan
dan saran-sarannya dari teman-teman sekalian, dan semoga kritikan dan
saran-saran dari teman-teman sekalian bias membangun motivasi kami dalam
penulisan makalah yang akan dating. akhirnya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H.M. Alisuf Sabri,psikologi Pendidikan. Pedoman Ilmu
Jaya jakarta: 1996
Dr.H. Syamsu Yusuf LN.,M.Pd, psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. PT. Remaja Rosda Karya Bandung: 2000
Prof. Dr. H. Djalil. Psikologi Pendidikan. PT. Bumi Aksara
Jakarta: 2006
[1]
Drs.H.M.Alisuf sabri,psikologi pendidikan (pedoman ilmu jaya,Jakarta :
1996) hal : 11
[2] H.Syamsu
Yusuf LN M.Pd,psikologi perkembangan anak dan remaja (PT.Remaja
Rosdakarya Bandung : 2000) hal 39-41
[3]
Ibid,hal13-30
[4]
Dr.H.Djaali,psikologi pendidikan (PT.Bumi Aksara Jakarta : 2006), hal :
26-27
[5]
Drs.H.M.Alisuf sabri,psikologi pendidikan (pedoman ilmu jaya,Jakarta : 1996)
hal : 35-36
[6] Ibid,hal
36.
[7] Opcid,37
Blogwalking.. Salam Kena Ganl! :)) Mampir Yak!! Psycho Islam File - Kumpulan File Islam dan Psikologi http://psychoislam.blogspot.com/
ReplyDelete