Usik Jugo Di Blog Ane: http://angga-hardianto.blogspot.com
CERPEN BAHASA ARAB
اَلنَّخْلُ أَثْمَرَ السَّنَةَ مَرَّتَيْنِ
مَرَّ أَحَدُ مُلُوْكِ الْفُرْسِ بِشَيْخٍ فَانٍ يَغْرِسُ نَخْلاً وَقَدْ بَلَغَ مِنْ عُمْرِهِ الثَّمَانِيْنَ. فَقَالَ لَهُ مُسْتَغْرِبًا: "أَتُؤَمِّلُ أَنْ تَأْكُلَ مِنْ ثَمَرِ هَذَا النَّخْلِ, وَهُوَ لاَ يَحْمِلُ إِلاَّ بَعْدَ السِّنِيْنَ؟" فَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ السَّعِيْدُ, غَرَسَ السَّابِقُوْنَ فَأَكَلْنَا, أَفَلاَ نَغْرِسُ لِيَأْكُلَ اللاَحِقُوْنَ؟" فَقَالَ الْمَلِكُ: "وَاهًالَكَ!" وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا, فَأَخَذَهُ وَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ الْكَرِيْمُ مَاأَعْجَلَ ثَمَرَ هَذَا النَّخْلُ!" فَاسْتَحْسَنَ جَوَابَهُ, وَقَالَ: "زِهْ, وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا آخَرَ" فَأَخَذَهُ, وَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ الْعَظِيْمُ وَأَعْجَبَ مِنْ كُلِّ سَيْئٍ أَنَّ النَّخْلَ أَثْمَرَ السَّنَةَ مَرَّتَيْنِ!" فَازْدَادَ الْمَلِكُ اسْتِغْرَابًا وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا آخَرَ.
ثُمَّ جَرَّ الْحَدِيْثُ بَيْنَهُمَا أَذْيَالَهُ, وَجَعَلَ الْمَلِكُ يَسْتَطْلِعُ مَاعِنْدَهُ مِنَ الأَخْبَارِ فيِ شَأْنِ الْمَزْرُوْعَاتِ, كَأَنَّهُ يُبَاشِرُهَا مِنْ صِغَرِهِ, وَلَمْ يَزَلْ بِهِ حَتَّى آذَنَتِ الشَّمْسُ, فَهَبَّ بِالإِنْصِرَافِ وَدَعَا لِلشَّيْخِ بِطُوْلِ الْبَقَاءِ وَعَوْدِ اللِّقَاءِ.
مَرَّ أَحَدُ مُلُوْكِ الْفُرْسِ بِشَيْخٍ فَانٍ يَغْرِسُ نَخْلاً وَقَدْ بَلَغَ مِنْ عُمْرِهِ الثَّمَانِيْنَ. فَقَالَ لَهُ مُسْتَغْرِبًا: "أَتُؤَمِّلُ أَنْ تَأْكُلَ مِنْ ثَمَرِ هَذَا النَّخْلِ, وَهُوَ لاَ يَحْمِلُ إِلاَّ بَعْدَ السِّنِيْنَ؟" فَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ السَّعِيْدُ, غَرَسَ السَّابِقُوْنَ فَأَكَلْنَا, أَفَلاَ نَغْرِسُ لِيَأْكُلَ اللاَحِقُوْنَ؟" فَقَالَ الْمَلِكُ: "وَاهًالَكَ!" وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا, فَأَخَذَهُ وَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ الْكَرِيْمُ مَاأَعْجَلَ ثَمَرَ هَذَا النَّخْلُ!" فَاسْتَحْسَنَ جَوَابَهُ, وَقَالَ: "زِهْ, وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا آخَرَ" فَأَخَذَهُ, وَقَالَ: "أَيُّهَا الْمَلِكُ الْعَظِيْمُ وَأَعْجَبَ مِنْ كُلِّ سَيْئٍ أَنَّ النَّخْلَ أَثْمَرَ السَّنَةَ مَرَّتَيْنِ!" فَازْدَادَ الْمَلِكُ اسْتِغْرَابًا وَأَعْطَاهُ دِيْنَارًا آخَرَ.
ثُمَّ جَرَّ الْحَدِيْثُ بَيْنَهُمَا أَذْيَالَهُ, وَجَعَلَ الْمَلِكُ يَسْتَطْلِعُ مَاعِنْدَهُ مِنَ الأَخْبَارِ فيِ شَأْنِ الْمَزْرُوْعَاتِ, كَأَنَّهُ يُبَاشِرُهَا مِنْ صِغَرِهِ, وَلَمْ يَزَلْ بِهِ حَتَّى آذَنَتِ الشَّمْسُ, فَهَبَّ بِالإِنْصِرَافِ وَدَعَا لِلشَّيْخِ بِطُوْلِ الْبَقَاءِ وَعَوْدِ اللِّقَاءِ.
Mufradat/Terjemah
per kata :
اَلنَّخْلُ: Pohon kurma أَثْمَرَ:
Berbuah السَّنَةَ: Satu tahun مَرَّتَيْنِ: Dua kali
مَرَّ: Telah Lewat أَحَدُ:
Seorang مُلُوْكِ: Raja الْفُرْسِ: Persia بِشَيْخٍ: Kepada seorang kakek فَانٍ: Tua يَغْرِسُ: Yang sedang menanam نَخْلاً: Pohon kurma وَقَدْ: Dan
sungguh بَلَغَ: Telah sampai مِنْ: Dari عُمْرِهِ: Umurnya الثَّمَانِيْنَ:
80 tahun فَقَالَ: Maka ia
berkata لَهُ:
Kepadanya مُسْتَغْرِبًا: Dengan keheranan أَتُؤَمِّلُ: Apakah engkau bermaksud/berharap أَنْ: Agar تَأْكُلَ:
Memakan مِنْ:
Dari ثَمَرِ:
Buah هَذَا:
Ini النَّخْلِ: Kurma وَهُوَ: Dan dia لاَ يَحْمِلُ: Tidak berbuah إِلاَّ: Kecuali بَعْدَ: Setelah السِّنِيْنَ: Beberapa tahun فَقَالَ: Maka ia berkata أَيُّهَا: Wahai الْمَلِكُ: Raja السَّعِيْدُ: Mulia غَرَسَ: Telah menanam السَّابِقُوْنَ: Orang-orang terdahulu فَأَكَلْنَا: Maka
kitalah yang memakan/menuainya أَفَلاَ: Apakah kita tidak نَغْرِسُ: Kita menanam
لِيَأْكُلَ:
Agar memakannya اللاَحِقُوْنَ:Orang-orang yang akan datang فَقَالَ: Maka ia berkata الْمَلِكُ: Raja وَاهًالَكَ: Ada-ada saja kamu وَأَعْطَاهُ: Dan
memberinya دِيْنَارًا: Satu dinar فَأَخَذَهُ: Maka ia mengambilnya وَقَالَ: Dan dia
berkata أَيُّهَا: Wahai الْمَلِكُ: Raja الْكَرِيْمُ: Mulia مَاأَعْجَلَ: Alangkah cepatnya ثَمَرَ: Berbuah هَذَا: Ini النَّخْلُ:
Pohon kurma فَاسْتَحْسَنَ: Maka menganggap baik جَوَابَهُ: Jawabannya وَقَالَ: Dan berkata زِهْ: Benar juga وَأَعْطَاهُ: Dan memberinya دِيْنَارًا: Satu dinar آخَرَ: Lainnya فَأَخَذَهُ: Maka ia mengambilnya وَقَالَ: Dan berkata أَيُّهَا:
Wahai الْمَلِكُ: Raja الْعَظِيْمُ: Agung وَأَعْجَبَ: Dan yang paling mengagumkan مِنْ: Dari كُلِّ: Segala سَيْئٍ: Sesuatu أَنَّ: Bahwasanya النَّخْلَ: Pohon kurma أَثْمَرَ: Berbuah السَّنَةَ: Satu tahun مَرَّتَيْنِ: Dua kali فَازْدَادَ: Maka bertambah الْمَلِكُ: Raja اسْتِغْرَابًا: Keheranan/takjub وَأَعْطَاهُ: Dan
memberinya دِيْنَارًا: Satu dinar آخَرَ: Lainnya ثُمَّ: Lalu جَرَّ: Berlangsung الْحَدِيْثُ: Percakapan بَيْنَهُمَا: Antara keduanya أَذْيَالَهُ: Yang berkepanjangan وَجَعَلَ: Dan mulailah
الْمَلِكُ:
Raja يَسْتَطْلِعُ: Bertanya-tanya مَاعِنْدَهُ: Apa yang ada disisinya مِنَ: Dari الأَخْبَارِ:
Berita-berita فيِ: Tentang شَأْنِ: Urusan الْمَزْرُوْعَاتِ: Pertanian كَأَنَّهُ: Seolah-olah يُبَاشِرُهَا: Ia telah mengerjakannya مِنْ: Dari/sejak صِغَرِهِ:
Kecilnya وَلَمْ: Dan tidak يَزَلْ: Henti-henti بِهِ: Dengannya حَتَّى: Sehingga آذَنَتِ: Terbenam الشَّمْسُ: Matahari فَهَبَّ: Dan bersiap-siap بِالإِنْصِرَافِ: Untuk
pulang/kembali وَدَعَا: Dan berdoa لِلشَّيْخِ: Untuk kakek/orang tua بِطُوْلِ: Agar panjang
الْبَقَاءِ:
Umur وَعَوْدِ: Dan kembali اللِّقَاءِ: Bertemu
Terjemah Bebas :
POHON KURMA BERBUAH SATU TAHUN DUA KALI
Seorang raja Persia berjalan melewati seorang kakek tua yang tengah menanam benih pohon kurma, usia kakek itu sekitar 80-an. Sang raja itu bertanya dengan keheranan melihat kakek tua yang tengah menanam benih pohon kurma tersebut. “Apakah Anda bermaksud menuai hasil dari apa yang Anda tanam ini?” Tanya raja Persia tersebut. “Sedangkan Anda sendiri tahu, pohon kurma itu tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa tahun.” Sang raja menambahkan. Kakek tua itu menjawab, “Wahai raja yang agung, paduka tentu tahu bahwa orang-orang yang hidup sebelum kita telah menanam pohon kurma yang kita tuai hasilnya sekarang ini, dengan demikian kenapa kita tidak menanam benih pohon kurma agar generasi kita yang akan dating menuai hasilnya?” sang raja berkata, “Ada-ada saja kakek ini.” Lalu sang raja memberinya hadiah sekantong uang kepada kakek tersebut. Sang kakek menerimanya dan berkata, “Wahai raja yang mulia, alangkah cepatnya benih pohon kurma yang hamba tanam ini berbuah!” sang raja kagum akan analogi kakek itu lalu dia berkata, “Benar juga kek” dan memberinya sekantong uang yang lain. Sang kakek pun kembali menerimanya dan berkata, “Wahai raja yang agung, yang paling menakjubkan adalah pohon kurma itu akan berbuah dua kali dalam satu tahun seperti halnya dua kantong uang yang paduka berikan pada hamba.” Sang raja semakin kagum akan kakek tua itu dan kembali memberinya sekantong uang yang lain.
Kemudian keduanya ngobrol banyak, sang raja menanyakan tentang perihal pertanian, sang kakek pun menjawab mengenai pertanian seakan-akan kakek tersebut telah bertani sejak dia masih kecil. Keduanya terus-menerus ngobrol sehingga tanpa terasa matahari pun mulai terbenam. Maka sang raja pun bersiap-siap untuk pergi dan sebelumnya dia berdoa agar kakek tersebut berumur panjang dan dia dapat bertemu kembali dengannya.
POHON KURMA BERBUAH SATU TAHUN DUA KALI
Seorang raja Persia berjalan melewati seorang kakek tua yang tengah menanam benih pohon kurma, usia kakek itu sekitar 80-an. Sang raja itu bertanya dengan keheranan melihat kakek tua yang tengah menanam benih pohon kurma tersebut. “Apakah Anda bermaksud menuai hasil dari apa yang Anda tanam ini?” Tanya raja Persia tersebut. “Sedangkan Anda sendiri tahu, pohon kurma itu tidak akan berbuah kecuali setelah beberapa tahun.” Sang raja menambahkan. Kakek tua itu menjawab, “Wahai raja yang agung, paduka tentu tahu bahwa orang-orang yang hidup sebelum kita telah menanam pohon kurma yang kita tuai hasilnya sekarang ini, dengan demikian kenapa kita tidak menanam benih pohon kurma agar generasi kita yang akan dating menuai hasilnya?” sang raja berkata, “Ada-ada saja kakek ini.” Lalu sang raja memberinya hadiah sekantong uang kepada kakek tersebut. Sang kakek menerimanya dan berkata, “Wahai raja yang mulia, alangkah cepatnya benih pohon kurma yang hamba tanam ini berbuah!” sang raja kagum akan analogi kakek itu lalu dia berkata, “Benar juga kek” dan memberinya sekantong uang yang lain. Sang kakek pun kembali menerimanya dan berkata, “Wahai raja yang agung, yang paling menakjubkan adalah pohon kurma itu akan berbuah dua kali dalam satu tahun seperti halnya dua kantong uang yang paduka berikan pada hamba.” Sang raja semakin kagum akan kakek tua itu dan kembali memberinya sekantong uang yang lain.
Kemudian keduanya ngobrol banyak, sang raja menanyakan tentang perihal pertanian, sang kakek pun menjawab mengenai pertanian seakan-akan kakek tersebut telah bertani sejak dia masih kecil. Keduanya terus-menerus ngobrol sehingga tanpa terasa matahari pun mulai terbenam. Maka sang raja pun bersiap-siap untuk pergi dan sebelumnya dia berdoa agar kakek tersebut berumur panjang dan dia dapat bertemu kembali dengannya.
No comments:
Post a Comment