MAKALAH BAHASA INDONESIA: MENYUSUN ALINEA
MENYUSUN
ALINEA
MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK
1
1. ANGGA HARDIANTO
2. PAISAL IRDANUS
3. STING RAZALI
4. NURHIDAYAT
PRODI
: BAHASA ARAB
SEMESTER:
SATU
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KERINCI
TAHUN
AJARAN 2012/2013
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................
Daftar isi .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
BAB II MENYUSUN ALINEA.............................................................................
A.Pengertian
alinea.....................................................................................
B. macam -
macam alinea...........................................................................
C. Koreksi
kesalahan kalimat......................................................................
D. Membuat
kesalahan kalimat...................................................................
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang kita gunakan
sehari-sehari, sekilas gampang dan sangat mudah dipelajari. Akan tetapi
sebenarnya ada banyak hal yang belum kita ketahui tentangnya, terutama dalam
hal hukumnya. Alinea merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita
pelajari, karena sangat berpengaruh dalam pembentukan sebuah tulisan yang
menarik dan berkualitas.
Kita sering
mendengar istilah paragraf atau alinea. Istilah tersebut sering digunakan, baik
dalam percakapan maupun dalam kegiatan-kegiatan pertemuan dalam rapat, diskusi,
atau seminar. Mereka yang sering menulis, baik surat, kertas kerja, pelaporan,
atau skripsi pasti menggunakan alinea dalam tulisannya. Apabila ditanyakan
definisi dari alinea maka akan bervariasi jawabannya.
Bila kita
membuat alinea,kita menuliskan sekelompok ide yang terdiri atas ide pokok dan
ide bawahan yang merupakan penjelasan tentang ide pokok.Di samping ide pokok
ini,terdapat ide pokok lainnya yang masih berkaitan dengan ide pokok
pertama.Kedua ide pokok ini merupakan bagian kelompok ide yang lebih besar.Oleh
sebab itu,ide pokok yang kedua ini diungkapkan dalam alinea berikutnya yang
disertai pula dengan ide pokok bawahan yang berupa penjelasan terhadap ide
pokok kedua tadi.Demikianlah seterusnya sehingga kita dapat membuat sebuah
karangan yang terdiri atas beberapa alinea yang mengandung kelompok-kelompok
ide yang saling berkaitan.
B. Rumusan Masalah
1.Pengertian paragraph/alinea ?
2. Macam-macam alinea
3.koreksi kesalahan kalimat
4.membuat ringkasan teks
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui arti paragraph/alinea dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan
tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata dan
tulisan yang akan dijadikan bahan untuk presentasi ataupun bacaan yang ingin
disampaikan. Untuk memenuhi tugas pembuatan makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul “Perkembangan Alinea”.
D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini
adalah, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui
pengertian dari alinea, bagian-bagian alinea, jenis-jenis alinea, pengembangan
alinea, dan fungsi-fungsi alinea.
2. Supaya mahasiswa dengan atau
pembaca makalah ini bisa menyusun alinea dengan baik dan benar.
3. Supaya mahasiswa menghasilkan
tulisan yang indah, enak dibaca, dan mudah dipahami pada setiap kata dan
tulisan yang akan dijadikan bahan untuk presentasi ataupun bacaan yang ingin
disampaikan
BAB II. MENYUSUN
ALINEA
- Pengertian Alinea
Alinea atau sering
disebut juga paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau
karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru.Pada
umumnya alinea terdiri dari lebih dari satu kalimat atau dapat dikatakan
terdiri dari beberapa kalimat. Dari segi fungsi dan kandungannya, kalimat dalam
alinea dapat dipilah-pilah menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Kalimat Topik
Kalimat topik
merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah alinea/paragraf karena kalimat
topik mengungkapkan gagasan pokok dalam kalimat yang bersangkutan. Kalimat
topik hendaknya merupakan kalimat efektif yang menarik, merupakan susunan yang
runtut dan logis dan juga merupakan rumusan yang tidak terlalu umum namun juga
tidak terlalu spesifik.
2. Kalimat
Pengembangan
Kalimat
pengembangan merupakan kalimat-kalimat yang menguraikan hal-hal yang terkandung
dalam kalimat topik. Kalimat-kalimat pengembangan itu hendaknya berpusat pada
kalimat topik agar terciptanya suatu gagasan dan juga agar tidak terjadinya
kalimat-kalimat pengembangan yang menyeleweng dari kalimat topik. Untuk
menghindari hal tersebut diperlukan perumusan butir-butir pengembangan secara
ringkas di bawah kalimat topik sehingga bisa terbentuk alinea/paragraf yang baik.
3. Kalimat Penutup
Setelah
pengembangan dari kaliat topik itu sampai pada batas kecukupan, maka sebuah
alinea/paragraf itu sebaiknya diakhiri. Kalimat yang mengakhiri alinea itu
disebut kalimat penutup. Demi terwujudnya kesatuan gagasan, penyusunan kalimat
topik hendaknya berdasarkan kalimat-kalimat pengembangan. Kalimat penutup dalam
suatu alinea/paragraf biasanya dapat berupa penekanan kembali, kesimpulan dan
rangkuman. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat penutup didasarkan
dari kalimat topik dan juga kalimat-kalimat pengembangan.
4. Kalimat
Penghubung
Agar suatu alinea
dapat terhubung dengan alinea yang lain maka diperlukan adanya kalimat
penghubung. Hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lain hanya
dapat diketahui dari hubungan isi alinea tersebut. Oleh karena itu, kalimat
penghubung itu dalam alinea tertentu diperlukan, dan dalam alinea yang lain
tidak diperlukan. Maksudnya adalah, tidak dalam setiap alinea terdapat kalimat
penghubung.
B.Macam-macam alinea
Macam- macam alinea
itu ada tiga yaitu :
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka
merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita
temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik
agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka
sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan
cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan
para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan
menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan
pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau
karangan.
2. Alinea Isi
Alinea isi
merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau
karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam
suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara
menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun
dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau
logis.
3. Alinea Penutup
Alinea penutup
merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau
karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan
pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga
harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau
karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea
penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu
pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi
para pembaca.
Untuk menciptakan
sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar
para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang
kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan
yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat
memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
C.
Koreksi Kesalahan Kalimat
1. Kesalahan kalimat
a. Kesalahan intrernal
Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis.
b. Kesalahan Eksternal
Kesalahan eksternal adalah kesalahan yang diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan. Di sini kesalahan eksternal di ukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atau lingkungannya.
2. Membetulkan kesalahan kalimat
ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat :
a. Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat, sering kali dengan kata depan atau preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan me- baik dengan atau tanpa akhiran –kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat-kalimat salah seperti di bawah ini.
1. Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
2. Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Untuk membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan dengan
1. menghilangkan kata depan pada masing-masing kalimat tersebut, atau
2. mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi kemugkinan pembetulan kalimat di atas adalah :
1. Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
2. Beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Dalam pembetulan kalimat di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut-turut adalah yang merasa kehilangan buku tersebut dan beredarnya koran masuk desa.
b. Kalimat dengan objek berkata depan
kesalahan pemakaian kata depan juga sering ditemui pada objek.
Sebagai contoh:
1. Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
2. Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan-bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk itu.
Dua kalimat di atas dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2).
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan yang sudah merupakan paduan, misalnya:
Bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara tentang, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan serupa dengan.
c. Konstruksi pemilik kata depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frasa : termilik + pemilik. Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan hubungan antara termilik dengan pemilik dengan memakai kata depan dari atau daripada, misalnya :
Kebersihan lingungkungan adalah kebutuhan dari warga
Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar perlahan dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks), misalnya :
Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga-harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frasa yang tidak baku sepeti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit.
d.. Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan.
e. Penempatan yang salah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomian + verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronominal. Kesalahan yang sering terjadi adalah penempatan aspek diantara pronominal dengan verba atau dalam pola : “pronominal + aspek + verba dasar”.
f. Kesalahan pemakaian kata sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frasa depan, dan kata penghubung pada umumnya terdapat pada kalimat mejemuk baik yang setara maupun yang bertingkat.
Kesalahan pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada dan dalam, ketiga kata depan tersebut sering dikacaukan.
D. Cara Membuat Ringkasan Teks
Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah dalam yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan teks terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuatan ringkasan. Berikut ini bebrapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur :
1. Membaca naskah asli
Bacalah naskah asli agar dapat mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh.
2. Mencatat gagasan utama
3. mengadakan reproduksi
yaitu urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
Selain melakukan tiga hal diatas, juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan juga agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
a) Menyusun kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
b) Meringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Dan mengganti rangkaian gagasan yang panjang menjadi gagasan yang sentral.
c) Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada.
d) Mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah.
e) Menentukan panjang ringkasan.
Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yangn harus ditulisnya.
.
a. Kesalahan intrernal
Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam kalimat. Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe pertama adalah kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis.
b. Kesalahan Eksternal
Kesalahan eksternal adalah kesalahan yang diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan. Di sini kesalahan eksternal di ukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atau lingkungannya.
2. Membetulkan kesalahan kalimat
ada beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat :
a. Kalimat tanpa subjek
Dalam menyusun sebuah kalimat, sering kali dengan kata depan atau preposisi, lalu verbanya menggunakan bentuk aktif atau berawalan me- baik dengan atau tanpa akhiran –kan. Dengan demikian dihasilkan kalimat-kalimat salah seperti di bawah ini.
1. Bagi yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
2. Dengan beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Untuk membetulkan kalimat di atas dapat dilakukan dengan
1. menghilangkan kata depan pada masing-masing kalimat tersebut, atau
2. mengubah verba pada kalimat tersebut, misalnya dari aktif menjadi pasif.
Jadi kemugkinan pembetulan kalimat di atas adalah :
1. Yang merasa kehilangan buku tersebut harap mengambilnya di kantor.
2. Beredarnya koran masuk desa bermanfaat sekali bagi masyarakat pedesaan.
Dalam pembetulan kalimat di atas, maka subjeknya menjadi lebih jelas, yaitu berturut-turut adalah yang merasa kehilangan buku tersebut dan beredarnya koran masuk desa.
b. Kalimat dengan objek berkata depan
kesalahan pemakaian kata depan juga sering ditemui pada objek.
Sebagai contoh:
1. Hari ini kita tidak akan membicarakan lagi mengenai soal harga, tetapi soal ada tidaknya barang itu.
2. Dalam setiap kesempatan mereka tidak bosan-bosannya mendiskusikan tentang dampak positif pembuatan waduk itu.
Dua kalimat di atas dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata depan mengenai pada kalimat (1) dan tentang pada kalimat (2).
Perlu dicatat bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa verba dan kata depan yang sudah merupakan paduan, misalnya:
Bertentangan dengan, bergantung pada, berbicara tentang, menyesal atas, keluar dari, sesuai dengan serupa dengan.
c. Konstruksi pemilik kata depan
Kesalahan pemakaian kata depan lain yang ditemui pada konstruksi frasa : termilik + pemilik. Secara berlebihan sering ditemui adanya kecenderungan mengeksplisitkan hubungan antara termilik dengan pemilik dengan memakai kata depan dari atau daripada, misalnya :
Kebersihan lingungkungan adalah kebutuhan dari warga
Buku-buku daripada perpustakaan perlu ditambah.
Kontruksi frasa yang sejenis dengan kebutuhan dari warga dan buku-buku daripada perpustakaan ini sering kita dengar perlahan dalam pidato-pidato (umumnya tanpa teks), misalnya :
Biaya dari pembangunan jembatan ini; kenaikan daripada harga-harga barang elektronik.
Dalam karangan keilmuan konstruksi frasa yang tidak baku sepeti di atas hendaknya dihindari karena dalam bahasa Indonesia hubungan “termilik” + pemilik bersifat implisit.
d.. Kalimat yang ‘pelaku’ dan verbanya tidak bersesuaian
Dalam kalimat dasar, verba dapat dibedakan menjadi verba yang menuntut hadirnya satu ‘pelaku’ dan verba yang menuntut hadirnya lebih dari satu ‘pelaku’. Dalam pembentukan kalimat, kesalahan yang mungkin terjadi ialah yang penggunaan verba dua ‘pelaku’, namun salah satu ‘pelakunya’ tidak tercantumkan.
e. Penempatan yang salah kata aspek pada kalimat pasif berpronomina
Menurut kaidah, konstruksi pasif berpronomina berpola aspek + pronomian + verba dasar. Jadi tempat kata aspek adalah di depan pronominal. Kesalahan yang sering terjadi adalah penempatan aspek diantara pronominal dengan verba atau dalam pola : “pronominal + aspek + verba dasar”.
f. Kesalahan pemakaian kata sarana
Dalam menyusun kalimat sering dipakai kata sarana, kata sarana itu dapat berupa kata depan dan kata penghubung. Kata depan lazimnya terdapat dalam satu frasa depan, dan kata penghubung pada umumnya terdapat pada kalimat mejemuk baik yang setara maupun yang bertingkat.
Kesalahan pemakaian kata depan umumnya terjadi pada pemakaian kata depan di, pada dan dalam, ketiga kata depan tersebut sering dikacaukan.
D. Cara Membuat Ringkasan Teks
Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah dalam yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan teks terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuatan ringkasan. Berikut ini bebrapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur :
1. Membaca naskah asli
Bacalah naskah asli agar dapat mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh.
2. Mencatat gagasan utama
3. mengadakan reproduksi
yaitu urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
Selain melakukan tiga hal diatas, juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan juga agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
a) Menyusun kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
b) Meringkas kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Dan mengganti rangkaian gagasan yang panjang menjadi gagasan yang sentral.
c) Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada.
d) Mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah.
e) Menentukan panjang ringkasan.
Yaitu dengan cara menghitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yangn harus ditulisnya.
.
BAB
III PUNUTUP
A.Kesimpulan
Alinea tidak
lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih
luas dari kalimat. Alinea bertujuan untuk memudahkan pengertian dan pemahaman
dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain serta memisahkan dan
menegaskan perkataan secara wajar dan formal.
Alinea
memiliki tiga macam yaitu, alinea pembuka, alinea penghubung dan alinea
penutup.
Syarat
pembentukan alinea adalah kesatuan, koherensi dan perkembangan alinea.
Berdasarkan
penempatan ide pokok pada alinea,alinea dibagi menjadi 4 jenis yaitu alinea
deduktif,alinea induktif,alinea campuran,alinea deskriptif.dan berdasarkan cara
mengembangkan ide dan alat bantu yang digunakan untuk menjaga kesinambungan
pengungkapan ide atu keruntunan ide dapat dibagi dalam sepuluh bagian,
diantaranya alinea definisi,alinea contoh,alinea perbandingan,alinea
analogi,alinea klimaks atu induktif,alinea anti klimaks atu deduktif,alinea
campuran alinea sebab-akibat,alinea proses,alinea deskriptif.
Untuk
menyusun alinea secara logis-sistematis diperlukan alat bantu berupa
unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi (transition),kalimat topik (topic
sentence),kalimat pengembang (development sentence),dan kalimat penegas
(punch-line) keempat unsur penyusun alinea tersebut,terkadang muncul secara
bersamaan,terkadang pula hanya sebagian yang muncul dalam sebuah alinea.
DAFTAR
PUSTAKA
Ambary, Drs.
Abdullah. Tanpa Tahun.Intisari Tatabahasa Indonesia, Untuk SMTP.Bandung :
Djatnika Bandung.
Agustin,
Risa, S.Pd. 2008. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Surabaya : SERBA
JAYA.
Yahya,
islachuddin. 2007. Teknik penulisan karangan ilmiah. Surabaya : surya jaya
raya.
Tarigan,Djago.
2009. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung :
Angkasa.
Nazar,Noerzisri
A. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung : Humaniora Utama
Press(HUP)
Makasih kang manfaat pisan kangge tugas kuliah
ReplyDeleteALHAMDULILLAH
ReplyDelete