Al-Lughah Al-Fusha
(Maqaayisu Al-Lughah Al-Fusha Wa Khasha-ishuha)
DOSEN
PEMBIMBING :
HASNIL OKTAVERA, M.PdI
DISUSUN
OLEH : KELOMPOK III (TIGA) :
ANGGA HARDIANTO
TRI MEITIA NINGSIH
PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN)
KERINCI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
dengan hati yang tulus dan pikiran yang jernih kami panjatkan kehadirat Allah
S.W.T. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat hadir dihadapan
pembaca. Adalah hanya dari pertolongan dan izin Allah,
Disamping itu
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad S.A.W. beserta
keluarganya dan para shahabatnya yang dengan penuh kesetiaan telah mengobarkan
syi’ar Islam yang manpaatnya masih terasa hingga saat ini.
Makalah yang berada dihadapan pembaca ini membahas tentang “STANDAR-STANDAR
DAN KARAKTERISTIK BAHASA FUSHA ” Dan kami
berharap, semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya dan
bernilai ibadah bagi penulisnya.
Adalah sebagai
konsekwensi logis bahwa bila nantinya disana-sini akan didapati beberapa cacat,
kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, kami selaku penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Akhirnya,
dengan segala kerendahan segala bentuk saran maupun kritik dari pihak manapun.
Juga tak lupa penulis sampaikan beribu-ribu terima kasih kepada pihak-pihak
yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Paling
terakhir, hanya kepada Allah penulis panjatkan rasa syukur dan hanya kepada-Nya
pula urusan penulis kembalikan.
Mudah-mudahan
makalah ini dapat memenuhi keperluan pembaca dan semoga berguna sesuai tujuan
untuk kepentingan Agama, Bangsa, dan Umat Islam pada umumnya. Dan sekali lagi
kami berharap supaya makalah ini dapat bermanpaat bagi pembacanya dan amal
ibadah bagi penulisnya.Amin…..Ya Rabbal ‘Alamiin.
STANDAR-STANDAR DAN
KARAKTERISTIK BAHASA FUSHA
A. STANDAR-STANDAR BAHASA FUSHA
Lahjah bahasa Tamim dan
Quraisy merupakan dua lahjah yang lebih menonjol di antara lahjah-lahjah arab
lainnya. Abu Nasrul al-Farabi berkata dalam kitab pertamanya yang dinamakan
dengan “Al-faaz wa al-huruf” bahwasanya bahasa Quraisy lebih baik dari bahasa
Arab lainnya karena kefasihan lafaz-lafaznya, mudah diucapkan dan lebih indah
didengarkan serta lebih jelas penjelasannya.
1.
Pengertian Bahasa Fusha
Bahasa Arab Fusha dikenal dengan bahasa Arab baku atau
standar dan banyak yang menyebutnya sebagai bahasa Arab klasik (classical
Arabic), bahkan ada yang menyebutnya sebagai Bahasa Arab Standar Modern.
Menurut Emil Badi’ Ya’qub, bahasa Arab fusha adalah
bahasa yang digunakan dalam al Qur’an, situasi-situasi resmi, penggubahan
puisi, penulisan prosa dan juga ungkapan-ungkapan pemikiran (tulisan-tulisan
ilmiah). Secara umum bahasa ini dapat diklasifikasikan dalam dua tingkatan,
yaitu Bahasa Arab Klasik yang digunakan dalam bahasa al Qur’an dan Bahasa Arab
Standar Modern yang digunakan dalam bahasa ilmiah.
Bahasa Arab adalah bahasa yang masuk dalam subrumpun Semit dari Hamito
Semit atau Afro Asiatik. Bahasa ini termasuk dalam bahasa klasik yang paling
luas penggunaannya di dunia ini dari pada bahasa-bahasa klasik lainnya, seperti
bahasa Latin, bahasa Sansekerta, bahasa Ibrani dan bahasa lainnya. Mengapa?
Karena bahasa ini merupakan bahasa al Qur’an yang dibaca oleh berjuta-juta kaum
muslimin di penjuru alam ini, yang kemudian mereka gunakan dalam penulisan
maupun pembahasan masalah-masalah yang masih terkait dengan agama.
2. Bermuara pada Bahasa Arab Fusha
Bahasa Arab Fusha ini digambarkan
sebagai bahasa yang dipakai oleh masyarakat pada masa Rasulullah SAW.meskipun
tentu saja terdapat beberapa kosa kata baru buat obyek-obyek dan konsep-konsep
yang kurang familiar pada masa itu. Bahasa Arab standar ini merupakan media pokok
komunkasi dalam bentuk buku-buku, majalah, surat kabar, papan-papan pengumuman,
dokumen pemerintahan, surat menyurat dan surat pribadi, juga dipakai oleh media
televisi dan radio, termasuk dalam pidato-pidato serta konferensi-konferensi dan
seminar-seminar ilmiah bahkan di bangku-bangku kuliah. Oleh karena itu bahasa
Arab standar ini merupakan bahasa yang berlaku di semua negara yang berpenduduk
mayoritas Arab dan Muslim (Azhar Arsyad: 2003, 4).
Bahasa Arab standar ini contoh konkretnya adalah
bahasa Arab yang dipergunakan dalam setiap komunikasi dengan teratur. Artinya,
pemakaian bahasa Arab Fusha itu mempunyai aturan yang disebut dengan tata
bahasa. Kosa kata yang dipergunakan dalam komunikasi tidak terlepas
terpisah-pisah secara bebas tanpa aturan tertentu, tetapi senantiasa mengikuti
kebiasaan-kebiasan secara otomatis dalam bahasa Arab yang selanjutnya
kebiasaan-kebiasaan itu dijadikan kaedah-kaedah bahasa Arab.Kaedah-kaedah itu
dikenal dengan ilmu nahwu dan sharaf. Dengan aturan itu maka bahasa Arab yang
dipergunakan sejak zaman Rasulullah SAW.dapat dipahami dengan mudah oleh
generasi berikutnya sampai generasi jauh di masa-masa yang akan datang. Bahasa
Arab Fusha ini tidak mengalami nasib seperti bahasa asing lainnya yang sulit
dipahami oleh generasi berikutnya. Mengenai hal ini Ghazzawi menyatakan:
… since classical Arabic has change so little
since Muham-mad’s time, Arab today can read Arabic written in seventh or eighth
century without too much difficult. This is quite different from the situation
in English, as we can not read Old English texts without special study, as
though for foreign language (Sabah Ghazzawi: 1992, 2).
Keberadaan bahasa Arab Fusha yang begitu konstan
bertahan sampai kini dan akan datang tidak lepas dari peran Qur’an yang terjaga
keasliannya sampai nanti. Terpeliharanya Qur’an demikian ini menunjukkan bahwa
kaedah-kaedah bahasa Arab juga stabil. Meskipun demikian bukan berarti ilmu
nahwu dan sharaf yang dikenal sekarang ini sudah lengkap, sempurna, dan sudah
tidak dapat berkembang lagi. Hal ini dapat dipahami dengan adanya berbagai
struktur dan bentuk kata dalam Qur’an yang belum teruraikan sampai saat ini.
Ilmu nahwu dan sharaf itu akan berkembang juga
sesuai dengan perkembangan percakapan bangsa Arab meskipun tidak secepat
perkembangan kosa katanya dengan cara serapan. Kosa kata Arab semula berasal
dari berbagai dialek kabilah-kabilah Arab. Untuk kepentingan bersama seperti
dalam perdagangan di kota Mekkah maka masing-masing suku itu berusaha saling
memahami masing-masing dialek yang dipergunakan. Pada masa itu juga diadakan
perlombaan sastra berupa syair-syair, dan yang baik ditempelkan di Ka’bah.Ini
bisa dipahami sebagai awal mula “pemilihan bahasa” untuk dipakai bersama.
Ternyata dialek yang diterima oleh suku-suku Arab, dengan berbagai sebab,
adalah dialek dari suku Quraisy.
Penerimaan dialek Quraisy untuk bangsa Arab itu merupakan lahirnya
bahasa Fusha. Bahasa Arab yang dipergunakan dalam Quran berdialek Quraisy
meskipun ada juga beberapa struktur dan juga kosa kata yang tidak berasal dari
dialek Quraisy.
Kajian di atas menunjukkan bahwa bahasa Arab
Fusha atau standar yang menggelobal itu sebetulnya juga berasal dari salah satu
suku Arab. Jadi bahasa Arab standar adalah bahasa Arab yang disepakati
pemakaiannya bersama oleh suku-suku Arab.
Karena itu bahasa Arab dengan dialek dari salah satu suku yang tidak
dipakai dengan aturan yang disepakati bersama oleh suku-suku Arab tidak dapat
dinyatakan sebagai bahasa Fusha. Aturan
pemakaian bahasa atau tata bahasa yang disepakti itu diperoleh dengan cara
induksi dari Qur’an dan juga syair-syair yang dihafal.
Bahasa Arab Fusha itu sering dicontohkan dengan
Qur’an dan syair-syair Arab. Demikian juga teks-teks hadis menjadi contoh
bahasa Arab Fusha karena diucapkan oleh Rasululah SAW yang berasal dari suku
Quraisy. Jadi bahasa Arab Fusha ini kosa kata dan aturan pemakaiannya
disepakati oleh suku-suku Arab. Bahasa Arab Fusha ini yang menjadi materi
pembelajaran bahasa Arab, yang sekarang ini diupayakan strategi pengembangan pendidikannya.
Suka atau tidak suka, bahasa Arab Fusha itu akan menjadi bahasa yang hidup dan
terpelihara, karena merupakan kristalisasi bahasa suku-suku Arab. Bahasa Arab
Fusha itu disepakati dan difungsikan sebagai alat komunikasi untuk semua bangsa
Arab.Pada akhirnya tidak ada alasan lagi untuk tidak mempelajari bahasa Arab
Fusha.
Standar Berbahasa Yang Benar (Bahasa Baku),
Antara Bahasa dan Nahwu
Istilah bahasa baku telah dikenal oleh masyarakat secara luas. Namun
pengenalan istilah tidak menjamin bahwa mereka memahami secara komprehensif
konsep dan makna istilah bahasa baku itu. Bahasa baku ialah bahasa yang menjadi
pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.
Bahasa baku yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan
bahasa. Berkaitan dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus
diperhatikan, yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan
bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki
dalam penggunaan bahasa tulis. Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita
akan mengalami kesulitan dalam bermain dengan bahasa . Dalam bahasa arab terdapat istilah bahasa fushah
atau bahasa arab standar. Bahasa baku dalam bahasa arab disebut dengan lughah
fusha. Dan dia adalah: bahasa al-Qur’an al karim, bahasa warisan bangsa arab, yang digunakan
dalam interaksi sehari-sehari secara resmi .
Setiap Negara memiliki satu bahasa resmi atau bahasa kebangsaan. Bahasa itu
menjadi istimewa dengan adanya ketetapan/kaedah tata bahasa (nahwu). Dan selalu
digunakan dalam penulisan resmi dalam segala urusan di satu Negara atau antara
beberapa Negara yang menggunakan bahasa yang sama. Bahasa ini juga digunakan
dalam menterjemahkan buku-buku ilmiah. Dan segala urusan administrasi Negara
atau pidato-pidato resmi kenegaraan begitu juga dengan segala urusan yang
bersifat fomal. Biasanya bahasa tulisan lebih fusha dari bahasa lisan. Dan
dalam bahasa fusha tidak ditemukan bahasa ‘amiyah.
Sumber-sumber yang dijadikan sebagai
penetapan ukuran bahasa fusha menurut ahli bahasa arab adalah:
1. al-Qur’an al-Karim
Al-Qur’an merupakan
standar bahasa fusha yang tertingi, dan contoh terbaik bagi bahasa satra yang
disepakati secara umum.Oleh karena itu ahli bahasa sepakat untuk mengakuinya
dan menerima setiap kaedah yang berasal dari al-Qur’an.
2. al-qira’ah al-Qur’aniyah
Qira’at qur’aniyah
yaitu bentuk-bentuk qira’ah yang diperbolehkan oleh Nabi saw dalam membaca
al-Qur’an dengan tujuan mempermudah.
3. al-Hadits al-Nabawi al-Syarif
Dalam menetapkan hadits nabi sebagai standar
bahasa yang baku, terjadi perbedaan pendapat dikalangan ahli bahasa modern
(muhaditsin). Sedangkan ahli bahasa klasik (mutaqaddimin) sepakat untuk
menjadikan hadits nabi sebagai sumber standar bahasa yang benar, dengan
menyertakan sebagaian hadits-hadits tersebut dalam buku-buku mereka, meskipun
sedikit.
4. Al-Syi’ru
Ahli bahasa memberikan
perhatian yang besar terhadap syair arab klasik dan menganggapnya sebagai dasar
awal peletakan bahasa baku dalam bahasa arab.
Syair Arab klasik terdapat penetapan secara baku
aturan-aturan dalam berbahasa, sehinggga
benar atau salahnya bahasa seseorang dapat diukur dengan merujuk ke syair.
5. Al-Syawahid Al-Natsriyah
Natsar yang dijadikan sebagai sumber standar
bahasa baku adalah yang berupa, khutbah (pidato), wasiat (nasehat), amsal
(perumpamaan) dan hikmah. Dan semua itu dianggap sebagai bagian sastra yang
penting dan memiliki kedudukan sama dengan syair.[1]
Sebagian peneliti
mengungkapkan proses pembakuan bahasa Arab fusha serta dasar-dasar ilmiah dalam
proses pembakuan tersebut, tingkat kesepakatan terhadap dasar-daras ilmiah
serta tingkat konsistensi pijakan terhadap dasar-dasar ilmiah dalam proses
pembakuan
Peneliti tersebut
menyimpulkan empat dasar pijakan proses pembakuan yakni dasar wilayah, Kurun
Waktu, kuantitas data dan kuntitas informan. Tidak ada kesepakatan terhadap dasdar pembakuan
tersebut serta tidak adanya badan khsusu dalam proses pembakuan tersebut.
B. KARAKTERISTIK ARAB FUSHA
- Di luar kemampuan orang awam/biasa. Orang awam tidak dapat menyusun bahasa Arab Fusha baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Bahasa Arab Fusha adalah bahasa yang sering digunakan dalam karya-karya sastra yang digunakan para sastrawan dan orator.
- menggunakan I'rab.
- Tidak hanya berasal dari satu dialek saja. Bahasa Arab Fusha bukan berasal dari satu dialek saja, bahasa Arab fusha berasal dari berbagai macam suku. Dalam konteks ini Dr. Ibrahim Anis mengatakan bahwa bahasa Arab Fusha yang dipakai di Masyarakat Arab telah bersih dari unsur-unsur dialek.
- Tidak akrab denga rasa bahasa orang Arab. Rasa bahasa adalah perasaan dimana ketika seseorang berbicara tidak merasakan adanya karakteristik tertentu dalam bicaranya. Orang yang berbicara dengan rasa bahasa tidak mungkin salah dalam berbahasa baik dalam tatanan fonologis, morfologis, sintaksis, semantis dan lain-lain.
Keuntungan bahasa Arab Fusha adalah
bisa digunakan di semua negara Arab dan orang-orang Arab yang berpendidikan
lebih maju bisa mengerti sedangkan bahasa 'Ammiah belum tentu bisa dipahami
setiap negara karena sifatnya lokal walaupun sebenarnya huruf-huruf dan
beberapa katanya sama.
No comments:
Post a Comment