BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah
realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tumbuh kembangnya manusia
pengguna bahasa itu.Realitas bahasa dalam kehidupan ini semakin menambah
kuatnya eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya dan beragama. Kekuatan
eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya dan beragama antara lain
ditunjukkan oleh kemampuannya memproduksi karya-karya besar berupa
sains,teknologi,dan seni yang tidak terlepas dari peran-peran bahasa yang
digunakannya.Namun dalam konteks lain,bahasa bisa dijadikan alat
propoganda,bahkan peperangan yang bisa membahayakan sesama jika pengguna bahasa
tidak lagi melihat rambu-rambu agama dan kemanusiaan dalam penggunaannya.[1]
Bahasa Arab
merupakan salah satu bahasa asing dan bahasa yang penting didunia.karena,bahasa
arab merupakan bahasa yang paling besar signifikanya untuk umat islam
sedunia,baik yang berkebangsaan arab maupun tidak.bahasa Arab merupakan bahasa
kitab suci Al-Qur’an dan Al-Qur’an tidak bisa dipisahkan dengan bahasa Arab
karena Al-Qur’an telah diturunkan dengan berbahasa Arab sebagaimana firman
Allah Swt
وَكَذَا لِكَ
أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا. . .
Artinya:”Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa
Arab. .
(Qur’an Surat Asy-syuura:7).[2]
Mempelajari
bahasa Arab adalah salah satu syarat untuk menguasai isi Al-Qur’an,Al-Qur’an
sebagai pengatur hidup manusia yang diturunkan kepada Rasul secara Hafalan.
Sebagaimana diketahui bahwa keberhasilan pembelajaran terutama
bahasa arab,banyak faktor yang mempengaruhinya tidak hanya guru tetapi juga
karena strategi pengajaran yang belum tepat.Dalam pembelajaran Bahasa Arab
strategi pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Index card match
(mencari pasangan kartu)
Kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi semua aktivitas
memberikan materi pelajaran kepada siswa, agar siswa mempunyai kecakapan dan
pengetahuan yang memadai yang memberikan manfaat dalam kehidupannya. Dalam
proses pembelajaran bahasa selain melibatkan pendidik dan siswa secara langsung
juga diperlukan pendukung lain, yaitu: alat pelajaran yang memadai, penggunaan
metode yang tepat, serta situasi dan kondisi yang menunjang.
Dalam proses
pembelajaran di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara pendidik, siswa,
kurikulum, sarana dan prasarana. Dalam hal ini pendidik mempunyai peran yang
sangat dominan untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi
yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Pendidik juga harus mampu
memilih metode yang sesuai yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar,
karena penerapan metode yang tepat akan sangat menentukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan
kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri.
Adapun ayat
yang berkaitan dengan metode pembelajaran adalah surat An Nahl ayat 125 yang
artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikman dan pelajaran
yang sesuai dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya
dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.” (Soenarjo,
1971:421).[3]
Metode adalah
rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis
berdasaran approach tertentu.[4]
Penggunaan
metode dapat memperlancar proses pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan
yang efektif dan efisien. Dalam suatu kegiatan belajar mengajar tidak harus menggunakan
metode tertentu untuk mengajarkan suatu materi pelajaran, tetapi penggunaan
metode lebih ditekankan pada kebutuhan agar lebih sesuai dengan materi pelajaran.
Penggunaan metode pembelajaran harus diperhatikan adalah suasana yang tidak
monoton. Metode pembelajaran yang digunakan harus menimbulkan kedinamisan dalam
proses pembelajaran. Seorang guru yang miskin metode pembelajaran akan
menimbulkan masalah baik bagi guru maupun siswa.
Seorang guru
seharusnya memahami, mengerti dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai,
baik dengan materi pelajaran yang diberikan maupun dengan kondisi siswa, serta
sarana dan prasarana yang tersedia. Dengan penggunaan metode yang lebih
mendalam sehingga prestasi belajar sesuai dengan tujuan instruksional.
Selama ini
kondisi proses belajar mengajar di Madrasah tsanawiah masih diwarnai oleh aspek
pengetahuan. Masih sedikit mengacu pada ketertiban siswa dalam proses belajar
itu sendiri. Karena pembelajaran tidak merangsang siswa untuk terlibat secara
efektif dalam proses belajar mengajar. Kondisi seperti itu pun ditemukan dalam
pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas VII MTS Hamparan rawang, yaitu
pembelajaran yang hanya menekankan aspek kognitif semata, kurang melibatkan
siswa sehingga siswa kurang aktif bahkan cenderung pasif.
Akibatnya prestasi belajar BahasaArab pada akhir semester kurang dari harapan.
Pada saat
pembelajaran Bahasa Arab di kelas VII MTS Hamparan rawang guru menyampaikan materi
pelajaran kurang lebih 35 menit. Dilanjutkan dengan pengerjaan soal soal latihan.
Dan latihan soal didapatkan hasil evaluasi 24% siswa yang sesuai target KKM
dari jumlah keseluruhan. Maka dari hasil evaluasi dapat dilihat beberapa penyebab
rendahnya hasil yang dicapai, bahwa dengan pembelajaran yang monoton akan
berdampak, pertama membosankan dan menjenuhkan siswa, karena siswa menjadi
terbiasa melakukan hal yang sama maka siswa menjadi enggan untuk mengikuti
pelajaran tersebut. Kedua akan membunuh semangat belajar siswa. Ketiga akan
merusak minat belajar siswa. Dari hal-hal yang peneliti temukan pada saat
observasi di kelas, peneliti mengidentifikasi sebab sebab munculnya masalah
tersebut antara lain: siswa kurang terlibat dalam pembelajaran, guru kurang bijak
dalam memilih metode, penguasaan siswa tentang materi masih kurang dan kegiatan
pembelajaran membosankan.
Dari uraian di
atas penulis memilih metode Index Card Match untuk pembelajaran materi
Bahasa Arab, karena dalam pembelajaran Bahasa Arab memerlukan kecermatan
pemahaman serta keaktifan yang sempurna terhadap suatu materi. Meskipun tidak
ada metode yang sempurna namun metode Index Card Match diharapkan
dapat menjadikan peserta didik aktif, kreatif dan senang terhadap apa yang sedang
dipelajarinya karena pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat
menjadikan peserta didik menangkap pelajaran dengan baik
Maka untuk
mengatasi kendala pembelajaran Bahasa Arab yang dihadapi di kelas VII peneliti
menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK)
biasa disebut juga dengan classroom action research. PTK didefinisikan
sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional.[5]
Dari pengertian
tentang PTK dapat diketahui PTK merupakan suatu upaya perbaikan dan peningkatan
kualitas praktek pembelajaran. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga
guru menjadi profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan
pengajar. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, pendidik mampu memperbaiki
proses pembelajaran melalui kajian terhadap masalah yang terjadi di kelasnya.
Dalam melaksanakan PTK, siswa tidak akan terganggu karena pendidik melakukan
penelitian sambil melaksanakan pembelajaran. Dan tentunya pendidik menjadi
lebih kreatif dan aktif dalam melaksanakan pembelajaran setelah mengetahui
keadaan siswa. Sehingga dari penerapan PTK dengan menggunakan metode Index
Card Match ini diharapkan mampu memberi perubahan terhadap mutu
pembelajaran, sehingga menumbuh kembangkan semangat siswa dalam belajar Bahasa
Arab. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil judul
“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE INDEX CARD
MATCH PADA SISWA KELAS VII MTSN HAMPARAN RAWANG
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan
dan perhatian belajar siswa kelas VII Mtsn hamparan rawang?
2. Apakah penerapan metode Index Card Match dapat
meningkatkan prestasi belajar Bahasa Arab pada siswa kelas VII Mtsn hamparan
rawang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai latar belakang dan rumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mencari suatu pembuktian
tentang ada tidaknya peningkatkan keaktifan, perhatian dan prestasi belajar
Bahasa Arab melalui metode Index Card Match pada siswa kelas VII Mtsn
hamparan rawang.
D. Hipotesis
Jawaban sementara
atau ijabah awwaliyah (sebelum penelitian dilakukan) ini dalam studi ilmiah
dsebut dengan hipotesis. Dikatakan jawaban sementara,karena kebenaran suatu
hipotesis masih harus diuji atau diverifikasi dengan data yang akan dikumpulkan
(ibnu, et all,2003).[6]
=====
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan
sementara terhadap permasalahan penelitian, yang akan diuji melalui penelitian.
Maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Metode Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan dan
perhatian siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas VII Mtsn
hamparan rawang..
2. Penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan
prestasi belajar Bahasa arab pada siswa kelas VII Mtsn hamparan rawang.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Batasan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-D mtsn
hamparan rawang
2.
Batasan objek dalam penelitian ini ialah akan mengukur penguasaan mufradat
siswa dengan menggunakan metde index card match terhadap siswa keas VII-D MTsN
hamparan rawang
F. Manfaat Penelitian
1.Manfaat
bagi guru
Dapat
menumbuhkan minat guru untuk mengembangkan kemampuan dalam menggunakan metode
yang bervariasi.
2. Manfaat bagi siswa
a. Dapat meningkatkan minat belajar.
b. Memberikan pengalaman bagi siswa
untuk aktif, kreatif dalam prosespembelajaran.
c. Meningkatkan hasil belajar atau
prestasi siswa.
3. Manfaat bagi madrasah
Memberikan masukan untuk mengadakan
pembinaan dan penyediaan sarana dan prasarana. Ikut berpartisipasi dalam
mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam meningkatkan mutu.
g. Definisi
Operasional
Untuk menghindari salah definisi
pada penelitian ini maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah sebagai
batasan penelitian.
1. Meningkatkan
Adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk merubah suatu keadaan, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dengan
menggunakan cara atau usaha yang telah ditentukan.
2.
Prestasi
Adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan
(Balai Pustaka, 1993:700)
3. Bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa yang
mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi antar manusia dan sebagai Bahasa Agama
Islam (Depag RI, 2004:2). Jadi pembelajaran Bahasa Arab yaitu mengarahkan untuk
memahami dan menghayati Al Qur’an dan Hadist sehingga menjadikan peserta didik
paham dengan bahasa yang ada dalam Al Qur’an dan Hadist.
4. Metode Index Card Match
Metode Index Card Match (mencocokkan
kartu indeks) adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang
pelajaran (Mel Silberman, 2009:240). Jadi metode Index Card Match adalah
metode yang dapat mengaktifkan siswa dengan cara menjodohkan kartu tanya dan
kartu jawab yang ada pada masing-masing siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan judul dan rumusan
masalah yang peneliti temukan, maka demi kelancaran jalannya penelitian,
peneliti mencari landasan dan kajian pustaka sebagai fokus peneliti dalam
melakukan penelitian. Kajian pustaka merupakan teori-teori dasar sebagai bekal
untuk melangkah dalam pencarian solusi berdasarkan ilmu pengetahuan.
A.
Hakekat Belajar Mengajar
. Belajar
adalah proses terjadinya perubahan yang relatif menetap yang dihasilkan dari
suatu pengalaman berupa latihan-latihan atau interaksi dengan lingkungan.
Dengan demikian dapat didefinisikan bahwa belajar bahasa adalah proses
terjadinya perubahan “kebahasaan” seseorang yang relatif menetap yang
dihasilkan dari pengalaman berupa latihan kebahasaan atau interaksi kebahasaan.
Pembelajaran substansinya adalah kegiatan mengajar yang dilakukan
secara maksimal oleh seorang guru agar anak didik yang ia ajari materi tertentu
melakukan kegiatan belajar dengan baik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan kegiatan belajar materi
tertentu yang kondusif untuk mencapai tujuan.[7]
Adapun yang dimaksud pembelajaran bahasa Arab
adalah suatu kegiatan mengajar yang yang dilakukan secara maksimal oleh seorang
guru agar anak didik yang ia ajari bahasa arab melakukan kegiatan belajar
dengan baik, sehingga kondusif untuk mencapai tujuan belajar bahasa arab.
B. Model Make A Match
Metode Make a match (membuat
pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode daam peajaran kooperatif.
Metode ini di kembangkan oleh orna curran (1994). Salah satu keunggulan teknik
ini adalah siswa mencari pasangan sambil beajar mengenai suatu konsep atau
topik,dalam suasana yang menyenangkan.
Penerapan metode
ini di mulai dengan teknik,yaitu siswa di suruh mencari pasangan kartuyang
merupakan jawaban aau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya deberi poin.
Langkah-langkah
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu berupa kartu soal dan sisi
sebaliknya berupa kartu jawaban)
b.setiap siswa
mendapat satu kartu memekirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegang.
c.siswa mencaripasangn yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartu jawaban).
d.siswa yang dapat mecocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin.
e.setelah satu babak kartu dikocok lagiagar setiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebeumnya,demikian seterusnya.
f.kesimpulan[8]
C. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro
(1989:43), prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar
mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Prestasi belajar yaitu penguasaan
ketrampilan dan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, biasanya
dalam nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. (Basuki,
1991:3).Dari kedua pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan bekerja keras, ulet, tekun
sehingga bisa memberikan kepuasan dan pemenuhan hasrat.
Sedangkah prestasi
belajar Bahasa Arab adalah hasil siswa setelah melakukan suatu proses belajar
Bahasa Arab. Agar prestasi itu benar-benar mencerminkan hasil belajar siswa
maka penilaiannya harus secara objektif dan berkesinambungan. Secara objektif
maksudnya penilaian berdasarkan kegiatan yang dilakukan siswa. Sedangkan
berkesinambungan maksudnya penilaian dilakukan secara terus menerus melalui ulangan
harian, post-test dan ulangan umum bersama.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dimaksud
akan selalu ada sepanjang proses belajar mengajar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar menurut Ngalim Purwanto (1997:73) sebagai berikut:
a. Faktor dari luar
1) Faktor lingkungan
Lingkungan yang berujud alam dan
sosial. Lingkungan alam seperti keadan udara, suhu, kelembaban. Belajar dengan
udara yang segar akan lebih baik hasilnya, bila dibandingkan dengan keadaan
udara yang panas dan pengap. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hubungan
antar individu dengan keluarga, pola asuh maupun masyarakat.
2) Faktor Psikologis
Setiap manusia pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, karena perbedaan itu juga
mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis yang dianggap utama dalam pengaruhnya
terhadap hasil belajar adalah: (1) bakat, (2) minat, (3) kecerdasan, (4)
motivasi atau perhatian, dan (5) kemampuan kognitif. Dari faktor-faktor yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut, jelaslah bahwa faktor dari
dalam dan dari luar diri siswa, kedudukannya sangat penting.
D. Pembelajaran Bahasa Arab
Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.
Mengingat fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, sebuah
kurikulum bahasa untuk madrasah menengah sewajarnya mempersiapkan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang membuat peserta didik mampu merefleksi pengalamannya
sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan
memahami beragam nuansa makna. Bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengungkapkan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut,
membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial,
menemukan serta menggunakan kemampuan-kemampuan dan imajinatif yang ada dalam
dirinya.
Penguasaan Bahasa
Arab merupakan persyaratan penting bagi keberhasilan individu, masyarakat,
Bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan
Bahasa Arab dapat diperoleh melalui berbagai program, sementara program
pembelajaran Bahasa Arab di madrasah secara formal merupakan sarana utama bagi
sebagian besar anak Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Arab berfungsi
sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan disamping sebagai alat komunikasi.
Dengan kata lain, pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari mata pelajaran Agama Islam sebagai suatu
keseluruhan. Walaupun demikian, pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah
harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada
umumnya. (Depag, 2004:139)
1. Komponen utama pembelajaran Bahasa Arab
Komponen utama dari pembelajaran
Bahasa Arab meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yang sama untuk semua
kemampuan yaitu:
a. Menyimak (Istima’)
Kemampuan menyimak (istima’)
ini merujuk pada semua cara untuk berkomunikasi secara lisan. Fokusnya adalah
pada memproduksi dan menyimak teks yang diucapkan melalui percakapan informal, bercerita
atau cerita pribadi dalam kelompok kecil sampai pada teks yang lebih formal dan
kompleks untuk tujuan intepretasi, evaluasi,analisis, dan hiburan.
b. Berbicara (Kalam)
Kemampuan berbicara (kalam)
sangat berkaitan erat dengan menyimak, karena keduanya merujuk pada semua cara
untuk berkomunikasi secara lisan.
c. Membaca (Qiro’ah)
Kemampuan membaca (qiro’ah)
merujuk pada semua cara dalam membangun (mengkontruksikan) makna mulai dari
teks yang berbentuk bahan cetak hingga bahan bukan cetak.
d. Menulis (Kitabah)
Kemampuan menulis (Kitabah)
merujuk pada semua cara dalam menciptakan, menyusun, mengedit, dan
mempublikasikan teks, termasuk dalam penggunaan media pembelajaran. (Depag,
2004: 140).
2. Gambaran Global Pembelajaran Bahasa Arab
Metodologi pengajaran Bahasa Arab
merupakan fenomena yang bertitik tolak pada metode penyampaian. Sebelum
melangkah untuk melaksanakan tugas, para guru pengajar Bahasa Arab perlu
mengetahui gambaran secara umum yang erat kaitannya dengan metodologi. Secara global
pengajaran Bahasa Arab meliputi:
1.Memahami tujuan, baik tujuan aktif maupun tujuan pasif. Tujuan
aktif merupakan usaha yang dilakukan dari pihak pengajar Bahasa Arab agar siswa
mampu mengekspresikan Bahasa Arab, baik dalam bentuk ucapan ataupun tulisan.
Adapun tujuan pasif adalah agar siswa mampu memahami bahasa tersebut.
2. Memahami betapa pentingnya arti, nilai, dan makna alat
pengajaran Bahasa Arab.
Guru harus mengenal dan menghayati
bahwa dirinya merupakan alat yang dominan. Dengan menguasai metodologi Bahasa
Arab berarti guru mempunyai reputasi yang akurat dalam mencetak siswa secara
optimal. Guru harus mampu menerapkan yang dituntut oleh dunia pendidikan, yaitu
belajar tuntas.
Guru merupakan alat yang paling
utama dalam pengajaran, karena itu ia harus mempunyai ilmu yang mendalam
tentang bahan yang akan diajarkannya. Disamping guru, secara pedagogis, ada
beberapa alat lain yang harus dikuasai oleh pendidik atau guru, diantaranya
kurikulum, administrasi mengajar, dan sejumlah perangkat lainnya. (Fachrudin, 2006:
9)
3. Fungsi dan Tujuan
Dalam konteks pendidikan, Bahasa
Arab berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses
informasi, dan dalamm konteks sehari-hari, sebagai alat untuk membina hubungan
interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa dalam budaya
Arab. Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
tersebut, dalam bentuk lisan dan tulisan.
b. Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Arab
sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya
dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antar bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab
meliputi:
a. Unsur bahasa
1) Bentuk kata (Syarfiy)
2) Pola kalimat
3)
Kosakata
b. Kegiatan berbahasa
1) Bercakap yang mengajarkan keterampilan menggunakan Bahasa Arab secara lisan untuk mengembangkan kemampuan berbagai fungsi
komunikasi berbahasa.
2) Menyimak yang melatih peserta didik untuk memahami bahasa Arab
lisan.
3) Membaca yang mengajarkan keterampilan membaca untuk
mengembangkan kemampuan memahami isi wacana, disamping sebagai bahan untuk
memantapkan keterampilan bercakap.
4) Menulis untuk mengembangkan kemampuan menyusun kalimatkalimat yang
benar dalam isya’ muwajjah (karangan terpimpin), (Depag, 2009:4).
5. Media Pembelajaran Bahasa Arab
Kata media berasal dari kata lain “medius”
yang artinya “tengah”. Secara umum media adalah semua bentuk perantara yang
menyebar, membawa atau menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada
penerima. (Asqar, 2003:74).
Macam-macam media pada pembelajaran Bahasa Arab antara lain:
a. Gambar-gambar
b. Kartu
c. Papan tulis
d. Buku pegangan siswa
e. Tape recoder, dll
Secara umum manfaat media dalam
pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga
kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
6. Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “methodos” yang
berarti cara. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang
berarti melalui atau melewati, dan hodos yang berarti jalan atau cara,
(Ismail, 2002:7).
Maka metode memiliki arti suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran adalah suatu cara
atau jalan yang ditempuh yang sesuai atau serasi untuk menyajikan suatu hal,
sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien
sesuai dengan harapan.Jadi pembelajaran Bahasa Arab adalah suata cara atau
jalan yang ditempuhyang sesuai atau serasi untuk menyajikan suatu materi Bahasa
Arab ,sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efesien
sesuai denan harapan.
Ada beberapa yang harus dicapai
dalam memilih metode yang akan digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran yaitu
tujuan, fasilitas, guru, situasi, partisipasi, filsafat, kebaikan dan kelemahan
metode tertentu.Dalam setiap proses belajar mengajar tidak hanya dipakai satu
jenis metode, melainkan dipakai dua atau lebih metode, sesuai dengan situasi
dan kebutuhan ketika berlangsungnya belajar mengajar tersebut. Tidak ada
satupun metode yang baik untuk mencapai setiap tujuan dalam setiap situasi.
Setiap metode mempunyai kelebihan dan kelemahan, sebagai guru hendaknya mengetahui
kapan metode tepat digunakan dan kapan harus dikombinasikan.
============
7. Strategi Pendekatan Mengajar
Dalam melaksanakan pembelajaran
Bahasa Arab tentu berbeda dengan pembelajaran mata pelajaran yang lain, hal ini
dikarenakan standar isi dari Bahasa Arab terdapat kesinambungan antara materi
yang telah dipelajari dan materi yang akan dipelajari. Dan karena pembelajaran Bahasa
Arab diawali dari konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks dan dari yang
mudah ke yang sulit. Strategi mengajar ialah seperangkat kebijaksanaan khusus
untuk mengajarkan topik tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi mengajar
ialah:
a. Bentuk materi
b. Mengaji materi (guru), satu orang atau beregu.
c.
Cara analitis atau sintetis, cara formal atau non-formal.
d. Penerima materi (siswa), perorangan, kelompok kecil, kelompok
besar, kelompok heterogen atau kelompok homogen, (Lukman, 2001: 6).
Dalam pembelajaran guru dapat
mengkombinasikan berbagai strategi belajar mengajar di dalam kelas. Misalkan
guru dapatmelakukannya dengan beberapa cara: ekspositori dan ceramah, penyelidikan
atau penemuan sendiri (inquiri), pengelolaan siswa, penekanan pada
siswa, dan permainan. (KBK, 2004: 84).
Berbagai metode pembelajaran yang
ada harus dikombinasikan dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran
akan bervariasi dan tidak berkesan membosankan bagi siswa dan pada akhirnya
akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pendekatan mengajar ialah:
a. Mengajarkan suatu topik tertentu dilihat dari sudut bagaimana
topik tersebut disajikan.
b. Langkah awal yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Contoh
pokok bahasan yang bertujuan untuk melatih keterampilan, dan kebiasaan siswa
rasa tanggung jawab, pendekatan: kerja kelompok, individual, klasikal. Salah
satu contoh jenis pendekatan mengajar adalah pendekatan spiral. Mengajarkan
suatu topik tertentu (dalam pengajaran Bahasa Arab) untuk tingkat yang berbeda,
disajikan dengan cara yang berbeda pula. Seperti bentuk spiral, yang mulai
kecil makin agak besar, makin besar dan masih besar lagi.
8. Peranan Metode Mengajar
Dalam proses belajar mengajar (PBM),
metode mengajar mempunyai peranan yang sangat penting dan merupakan salah
satupenunjang utama, dalam penentuan keberhasilan seorang guru dalam mengajar.Untuk
mewujudkan keberhasilan mengajar seorang guru harus memiliki kecakapan dan
keterampilan mengajar atau menyajikan materimateri pelajaran. Guru juga harus
menguasai metode-metode mengajar dan nmenyesuaikannya dengan materi yang akan
disampaikan.
Metode mengajar yang diperlukan
dalam mata pelajaran, diantaranya:
a.Metode ceramah atau metode pemberitahuan
b.Metode ekspositori
c.Metode penemuan
d.Metode Tanya jawab
e.Metode
latih hafal (metode drill)
f.
Metode diskusi
g.Metode
labolatorium
h.Metode
pemberian tugas
i.
Metode proyek
j.
Metode kegiatan lapangan
k
Metode permaianan
l.
Metode pemecahan masalah
m.
Metode karya wisata
Dalam penyampaian satu topik guru
dapat menggunakan berbagai macam metode tergantung pada keperluan dari materi
itu sendiri. Penggunaan metode ini dimaksudkan agar pengajaran menjadi: berencana,
berurutan, teratur, terarah, tersusun rapi, dan sistematis, sehingga dapat
tercapai sasaran yang diharapkan.
9. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar
bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai kompetensi
dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi,
atau indikator yang belum tercapai ketuntasan. Dengan mengevaluasi hasil
belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program perbaikan
yang tepat. Jika ditemukan sebagian peserta didik gagal, perlu dikaji kembali
kembali apakah instrumen penilaian terlalu sulit, apakah instrumen penilaian
sudah sesuai indikatornya, ataukah cara pembelajarannya (strategi, metode,
media, pendekatan, atau teknik) yang digunakan kurang tepat. Jika ternyata
instrumen penilaiannya terlalu sulit, maka perlu diperbaiki. Akan tetapi jika,
instrumen penilaiannya ternyata tidak sulit, mungkin pembelajarannya yang harus
diperbaiki, dan seterusnya. Apabila dari jumlah siswa ternyata tidak berminat
dengan mata pelajaran bahasa arab, maka guru harus mencari sebab-sebabnya.
Perlu dikaji dan dilihat kembali secara menyeluruh segala hal yang terkait dengan
pembelajaran bahasa arab baik menyangkut strategi, metode, media, pendekatan,
maupun tekhniknya.
10. Manfaat Evaluasi
Evaluasi ini memiliki manfaat bagi:
a. Peserta Didik
Informasi hasil belajar bermanfaat
bagi peserta didik untuk: (a) mengetahui kemajuan hasil belajar diri, (b)
mengetahui konsep-konsep atau teori yang belum dikuasai, (c) memotivasi diri
untuk lebih baik, dan (d) memperbaiki strategi belajar.
b. Orang Tua
lnformasi hasil belajar dimanfaatkan
orang tua untuk memotivasi anak agar belajar lebih baik. Informasi ini
dimanfaatkan orang tua untuk: (a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anak
belajar, (c) membantu madrasah meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan
(d) membantu madrasah melengkapi fasilitas belajar.
c. Guru dan Kepala Madrasah
Hasil belajar digunakan guru dan kepala
madrasah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam satu kelas
dan madrasah dalam semua mata pelajaran. Hasi1 penilaian harus dapat mendorong
guru untuk menentukan strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong
madrasah agar memberi fasilitas belajar yang lebih baik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan penelitian
eksperimen. Dalam penelitian kuantitatif, data dinyatakan dalam angka dan
dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian kuantitatif didasari oleh
filsafat positivism yang menekankan fenomena-fenomena objektif an dikaji secara
kuantitatif (sukmadinata, 2005).[9]
Berdasarkan hasil yang diperoleh, penelitian ini merupakan
jenis penelitian terapan, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui
praktik atau penerapan suatu program di lapangan. mempunyai alasan praktis,
keinginan untuk mengetahui, bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh
lebih baik, lebih efektif, dan efisien.[10]
Berdasarkan hasil analisanya, penelitian ini juga merupakan
penelitian deskriptif, sebab data mengenai aktivitas guru dan siswa pada saat
pembelajaran mufrodat denga melalu metode index card match berlangsung akan
dianalisis secara deskriptif
B. Subjek dan objek Penelitian
Subjek yang diteliti yaitu siswa
kelas VII Mtsn hamparan rawang pada tahun 2016.
Karateristik siswa:
1. Jumlah siswa adalah:
a. Laki-laki : 8 anak
b. Perempuan : 6 anak
Jumlah : 14 anak
2. Usia Siswa:
a. Anak yang berusia 12 tahun sebanyak : 9 anak
b. Anak yang berusia 11 tahun sebanyak : 5 anak
3. Tingkat kemampuan siswa
====================
Berdasar dari pengalaman selama
penelitian mengajar, kemampuan siswa dalam belajar terbagi menjadi beberapa
tingkatan, 4 siswa pandai, 6 siswa kemampuan cukup atau sedang, dan sisanya
siswa kemampuan agak lambat.
4. Latar belakang siswa
Karena letak madrasah di pedesaan,
maka mayoritas orang tua berpendidikan sekolah dasar dan profesinyapun
mayoritas sebagai petani dan pedagang
Sesuai dengan permasalahan yang
peneliti hadapi maka masalah siswa yang dijadikan obyek penelitian adalah
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Adapun cara pengambilan data sebagai
berikut:
1. Data keaktifan dan perhatian diambil dari kegiatan penggunaan
metode
dengan ketika mencari pasangan jawaban.
2. Data prestasi diambil dari pre test dan past test serta
hasil latihan setiap
akhir siklus.
Indikator dari keberhasilan
penelitian ini adalah apabila 85% dari seluruh siswa dalam kelas telah
menguasai bahan pelajaran minimal 60% atau minimal mendapat nilai 60. Sehingga
hasil pembelajaran akan meningkat dan respon dari observer menunjukkan nilai
positif atau mengalami perubahan. Yang dijadikan obyek penelitian adalah mata
pelajaran Bahasa Arabsesuai dengan kompetensi dasar pada saat penelitian
dilakukan tanpa menyita waktu dan mata pelajaran lain. Pokok bahasan yang
diambil adalah keluarga inti dan keluarga besar.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak
tiga kali tatap muka dengan menggunakan jam pelajaran Bahasa Arab dan
menyesuaikan pelajaran yang ada.
D. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan
dalam tiga siklus. Pelaksanaan setiap siklus sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai. Siklus pertama dilakukan dengan metode Index Card Match dan
dipadukan dengan metode ceramah sebagai pengantar penyampaian materi.Kekurangan
yang muncul pada siklus pertama akan diadakan perbaikan pada siklus kedua dan
kekurangan yang muncul pada siklus kedua akan diperbaiki pada siklus ketiga.
Adapun prosedur dalam penelitian ini
adalah: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Siklus I
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan materi Bahasa Arab dengan pokok bahasan keluarga
dengan sub pokok bahasan anggota keluarga.
2) Membuat lembar kartu tanya dan kartu jawab.
3) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas dan perhatian
siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match.
4) Membuat lembar soal pre-test untuk mengetahui kesiapan
siswa ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Arab.
5) Membuat soal ulangan atau past test untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah melaksanakan siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan meliputi:
1) Guru melakukan apersepsi sebagai kegiatan awal dengan melakukan
tanya jawab menggunakan Bahasa Arab.
2) Dengan menggunakan metode ceramah guru menyampaikan materi
tentang keluarga.
3) Guru mengajak siswa untuk membaca teks yang ada pada buku LKS,
kemudian dengan bimbingan guru siswa mengartikan teks tersebut.
4) Setelah siswa memahami materi, guru membagikan potongan kertas
kepada masing-masing siswa untuk menerapkan metode Index Card Match,
yang selanjutnya guru menjelaskan cara permainannya.
5) Guru memberi latihan soal untuk mengetahui prestasi belajar
siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Arab.
c. Observasi
Tahap ini merupakantahap pelaksanaan
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, yang ditujukan untuk mengetahui keefektifan
dari metode Index Card Match dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar materi Bahasa Arab tentang keluarga. Pada siklus I kegiatan siswa yang
diamati adalah perhatian dan
keaktifan siswa dalam belajar selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Pada siklus I ini hasil belajar
belum menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Siswa belum
terbiasa menggunakan metode Index Card Match, sehingga siswa belum
menguasai sepenuhnya akan materi yang disampaikan guru. Hanya beberapa siswa
yang berkemampuan pandai yang mampu menyerap materi dengan sempurna. Dari
temuan yang didapat pada siklus I ini, akan digunakan sebagai acuan perencanaan
pada siklus II.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan materi ajar Bahasa Arab dengan sub pokok bahasan
penggunaan huruf jar (Fi) pada materi keluarga.
2) Menyiapkan lembar potongan tanya jawab.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati metode Index Card
Match.
4) Membuat lembar pre test atau ulangan untuk mengetahui
prestasi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah dirancang sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal.
2) Sebelum melangkah materi berikutnya guru mendesain tempat duduk
menjadi per kelompok.
3) Dengan metode ceramah guru menjelaskan materi tentang huruf jar (Fi).
4) Setelah siswa memahami materi, guru membagikan kartu pada masing-masing
siswa, kemudian dilanjutkan dengan mencari jodoh
kartu yang dipegangnya.
5) Masing-masing pasangan duduk berdampingan dan membaca tulisan yang
ada pada kartu.
6) Guru memberi latihan soal atau pre test untuk mengetahui
prestasi
c. Observasi
Pada tahap ini merupakan tahap
pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang ditujukan untuk
mengetahui keefektifan dari metode Index Card Match dalam meningkatkan keaktifan,
perhatian dan prestasi belajar Bahasa Arab tentang penggunaan huruf jar (Fi).
Pada siklus II sudah agak terbiasa dengan metode Index Card Match,
sehingga siswa sudah mulai menguasai materi yang disampaikan guru. Dan hampir
50% anak sudah menyerap materi dengan sempurna. Dari temua yang didapat pada
siklus II, akan digunakan sebagai acuan perencanaan pada siklus III.
d. Refleksi
Pada siklus II ini, prestasi,
perhatian dan keaktifan siswa semakin meningkat, hal ini sudah menunjukkan
adanya perubahan. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode Index Card Macth yang
diterapkan oleh guru. Sehingga siswa semakin mudah memahami materi. Meskipun
sudah ada perubahan seperti yang diinginkan, namun agar lebih mantap maka akan
diadakan siklus III.
3. Siklus III
a. Perencanaan
1) Menyiapkan materi ajar Bahasa Arab dengan pokok bahasan keluarga
dengan sub pokok bahasan keluarga bahagia.
2) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keaktifan dan perhatian
siswa selama KBM yang didesain dengan metode Index Card Match.
3) Menyiapkan potongan kartu tanya dan kartu jawab.
4) Merancang lembar soal past test untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang dilakukan dengan metode Index Card Match.
b. Pelaksanaan Tindakan
melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah dirancang sebagai berikut:
1) Guru melaksanakan apersepsi sebagai kegiatan awal.
2) Dengan metode ceramah guru menjelaskan materi.
3) Guru mengajak siswa ke luar kelas.
4) Guru membagi siswa menjadi dua kelompok. Masing-masing wakil kelompok
mengambil kartu dan membagikan kepada kelompoknya.
5) Dengan mulai dibunyikannya tape recorder sampai
selesainya satu judul lagu maka selesailah anak mencari pasangan. Apabila ada anak
yang belum mendapat pasangan maka akan diberi hukuman bernyanyi didepan
teman-teman.
6) Setelah selesai maka guru membagikan soal pre test.
c. Observasi
Tahap ini merupakan tahap
pelaksanaan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang ditujukan untuk
mengetahui keefektifan metode Index Card Match dalam meningkatkan keaktifa,perhatian
dan prestasi belajar Bahasa Arab tentang keluarga. Pada siklus III yang diamati
adalah keaktifan dan perhatian siswa selama prosese belajar berlangsung.
d. Refleksi
Pada siklus III ini hasil belajar
menunjukkan sudah adanya perubahan dan ketercapaian target yang diinginkan.
Aktivitas siswa sudah biasa menggunakan metode Index Card Match,
sehingga keaktifan dan perhatian siswa semakin meningkat. Maka siklus III ini merupakan
akhir KBM untuk penelitian yang dilakukan.
[1]
Chaidar Alwasih,Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset,2011)hal.8
[2] Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan
Terjemahannya,CV.Indah Press,1996,hal.784
[4] subana
[5] Sukidin
dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Insan Cendekia,
2002), cet. ke-1, h.16
[6] Moch.
Ainin, Metodologi penelitian bahasa arab,surabaya hilal pustaka hal 34
[7] Acep
hermawan,metodologi pembelajaran bahasa arab ,pt remaja rsda kara,2011 hal 32
[8]
Rusman,model-model pembelajaran, PT rajagraindo persada, jakarta 2010 hal
223-224
[9] Moch.
Ainin, Metodologi penelitian bahasa arab,surabaya hilal pustaka hal 12
[10]
Ibid hal 11
No comments:
Post a Comment